Di industri video game, game AAA (Triple-A) adalah klasifikasi informal yang digunakan untuk mengelompokkan video game yang diproduksi atau didistribusikan oleh penerbit berukuran sedang atau besar, yang umumnya memiliki anggaran pengembangan dan pemasaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan tier video game lainnya.
Pada pertengahan 2010-an, istilah game AAA+ digunakan untuk menggambarkan jenis video game AAA yang menghasilkan pendapatan tambahan dari waktu ke waktu, dengan cara yang mirip dengan permainan daring massal seperti menggunakan metode games-as-a-service seperti season pass dan expansion pack. Konstruksi serupa III (Triple-I) juga telah digunakan untuk menggambarkan video game indie dengan produksi yang tinggi nilainya.
Kali ini kita bakal membahas lebih detail mengenai game AAA karena bisa dibilang masih banyak gamer yang belum paham mengenai hal tersebut.
Sejarah dan Pengertian Istilah Game AAA
Istilah game AAA mulai digunakan pada akhir tahun 1990-an oleh pengecer game untuk mengukur minat terhadap judul-judul yang akan datang, dan pertama kali muncul dalam cetakan pada rilis pers dari Infogrames pada Juni 2000. Istilah ini kemungkinan dipinjam dari peringkat obligasi industri kredit, di mana obligasi AAA melambangkan peluang investasi yang paling aman dan paling mungkin mencapai tujuan keuangan mereka.
Salah satu video game pertama yang diproduksi dalam skala blockbuster atau game AAA adalah Final Fantasy VII milik Squaresoft (1997), yang menghabiskan sekitar US$40–45 juta (disesuaikan dengan inflasi US$76–85 juta) untuk pengembangannya, menjadikannya video game termahal saat itu.
Game ini menampilkan produksi CGI sinematik yang belum pernah terjadi sebelumnya, presentasi mirip film, musik orkestra, dan gameplay yang menggabungkan sinematografi kamera dinamis. Kampanye iklannya juga mahal, dengan anggaran gabungan produksi dan pemasaran sekitar US$80–145 juta (disesuaikan dengan inflasi US$129–234 juta hingga tahun 2020).
Pada generasi ketujuh konsol video game (akhir tahun 2000-an), biaya pengembangan game AAA untuk konsol seperti Xbox 360 atau PlayStation 3 mencapai beberapa puluh juta dolar (US$15 juta hingga US$20 juta) untuk game baru, dengan beberapa sekuel bahkan lebih tinggi, seperti Halo 3 dengan biaya pengembangan US$30 juta dan anggaran pemasaran US$40 juta.
Generasi ini juga menyaksikan penurunan jumlah studio pengembang game AAA, tetapi dengan peningkatan staf yang diperlukan hingga empat kali lipat untuk pengembangan game.
Game AAA pada periode tersebut menghadirkan pergeseran ke game berbasis naratif dengan penggabungan elemen cerita ke dalam gameplay, terutama dengan penggunaan cutscene dan grafis 3D real-time. Final Fantasy VII menjadi contoh integrasi yang inovatif dari narasi langsung ke dalam gameplay, mengurangi ketergantungan pada cutscene pra-rendered seperti yang ada pada generasi sebelumnya.
Peningkatan biaya pengembangan pada generasi ketujuh juga memunculkan industri game indie yang lebih eksperimental, karena biaya yang lebih rendah memungkinkan pengembangan tanpa tekanan finansial yang sama seperti di game AAA.
Pada transisi dari generasi ketujuh ke kedelapan konsol, biaya pengembangan game AAA meningkat signifikan, menjadi ancaman bagi stabilitas industri menurut beberapa analis. Sementara itu, studio game indie tumbuh sebagai alternatif yang lebih fleksibel dalam mengambil risiko dan inovasi dalam desain game.
Pengembangan game AAA juga dikritik karena memberlakukan tekanan kerja yang tinggi terhadap karyawan, dengan praktik crunch time yang umum terjadi di industri ini.
Pada laporan 2023 dari Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris yang menolak akuisisi Microsoft terhadap Activision Blizzard, terungkap bahwa game AAA yang disiapkan untuk rilis potensial pada 2024 dan 2025 memiliki anggaran pengembangan rata-rata lebih dari US$200 juta, meningkat dari US$50 juta hingga US$150 juta pada tahun 2018.
Sebutan Baru, Game AAAA
Mulai tahun 2020 menjelang peluncuran PS5 dan Xbox Series X, dua studio mulai menggunakan istilah AAAA (Quadruple-A) untuk menggambarkan game-game yang sedang dikembangkan. Studio Microsoft, The Initiative, sedang mengerjakan judul debut mereka Perfect Dark untuk Xbox yang mereka deskripsikan sebagai game AAAA, sementara Ubisoft mengumumkan bahwa Beyond Good and Evil 2 serta Skull and Bones akan menjadi game AAAA.
Meskipun pengumuman tersebut, tidak ada definisi yang disepakati untuk istilah AAAA atau apa yang termasuk di dalamnya. Olivia Harris dari Screen Rant mencatat pada September 2020 bahwa “istilah ini belum diadopsi oleh seluruh industri game,” dan menambahkan bahwa “mungkin ini hanya istilah pemanis terbaru yang diciptakan untuk membantu game-games tersebut menonjol di lapangan yang sangat kompetitif.”
Jangan sampai ketinggalan berbagai informasi mengenai video game terkini hanya di GamerNesia.com!